BMKG: Prakiraan Awal Musim Hujan Mundur November
Awal musim hujan 2019/2020 DIY diprakirakan mundur, dan baru akan terjadi pada antara bulan Oktober minggu ke-3 hingga bulan November minggu ke-3. Demikian dijelaskan oleh Etik Setyaningrum, M.Si dari Stasiun Klimatologi – BMKG Mlati Yogyakarta, pada acara Sidang Pleno III Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo Opak Serang (TKPSDA WS POS), yang dilaksanakan di The Alana Hotel & Convention Center, Yogyakarta, Senin (16/9).
Musim kemarau pada tahun 2019 ini diprakirakan lebih panjang. Wilayah Kabupaten Gunungkidul memasuki musim kemarau lebih awal, yaitu bulan April. Hingga bulan September ini, hasil monitoring jumlah hari tanpa hujan (HTH) menunjukkan, beberapa kecamatan di Kabupaten Gunungkidul berada dalam kondisi kekeringan ekstrim (extreme drought) dengan HTH lebih dari 60, di Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Paliyan, Patuk, Playen, Ponjong, Purwosari, Rongkop, Saptosari, Semanu, Semin, Tanjungsari, Tepus, Wonosari. Dua kecamatan terlama tanpa hujan adalah Tanjungsari (146 hari) dan Saptosari (145 hari).
Dijelaskan bahwa, prakiraan mundurnya musim hujan ini terjadi karena pada September 2019 el-Nino sudah meluruh menjadi netral. Prediksi hingga akhir tahun 2019 diprakirakan pada status netral, IOD+ cenderung netral, anomali suhu muka laut Indonesia bagian selatan lebih dingin dari normalnya, dan peralihan angin timuran menjadi angin baratan diprediksi akan lambat, sehingga musim hujan diprediksi akan mundur.
Prakiraan hujan untuk 3 bulan ke depan, dengan curah hujan rendah dan sifat hujan musim hujan diprakirakan bawah normal hingga normal. Prakiraan bulan November curah hujan dan sifat hujan normal. Prakiraan awal musim hujan di Kabupaten Gunungkidul adalah November minggu ke-2 (Gedangsari, Ngawen, Patuk, Nglipar, Semin, Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong) dan minggu ke-3 (Purwosari, Panggang, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Semanu, Tepus, Rongkop, Girisubo). Prakiraan puncak musim hujan DIY bulan Januari - Februari 2020.
Dengan prakiraan ini diharapkan dapat diketahui pemerintah dan masyarakat petani untuk antisipasi musim tanam. Prakiraan curah hujan yang masih di bawah normal hingga bulan Oktober, perlu diantisipasi masyarakat dengan tidak buru-buru menanam pada hujan pertama untuk menghindari terjadinya puso. (Bid-Air).
Berita Terkait
- Pembangunan Jembatan Pucung
- Penyaluran Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) APBD Tahun 2024
- DPUPRKP Gelar Apel Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXVIII
- Forum Jasa Konstruksi Kabupaten Gunungkidul : E-Catalogue Konstruksi
- Sosialisasi AHSP Permen PUPR Nomor 8 Tahun 2023 (Bidang Cipta Karya) serta Pengenalan Produk Baja Ringan dan Genteng Beton