Berita

KEBERSAMAAN ITU SANGAT TERASA DI SUNGAI ELO

Kamis, 21 November 2019

“Tak ada sesuatupun di dunia ini yang tak kan berakhir”. Sebuah kata-kata bijak yang sering kita dengar dan berlaku untuk semua hal, di mana pun dan kapan pun. Demikian juga yang terjadi ketika seorang ASN, yang karena berjalannya waktu dan bertambahnya usia, maka pada saatnya ia harus mengakhiri masa baktinya sebagai seorang abdinegara.
Bapak Jumari, salah seorang staf di Sekretariat Dinas PUPRKP, pada semester kedua ini atau tepatnya di akhir bulan Oktober tahun 2019, telah memasuki purna tugas atau pensiun. Bapak dari 2 orang anak yang akrab dipanggil “Mbah Jumari” dan merupakan putra daerah asli Karangmojo ini, telah mengabdi secara terus menerus di Dinas PUPRKP sejak tahun 1992 dan telah menyelesaikan masa baktinya dengan meninggalkan banyak kebaikan maupun kesan yang positif di mata rekan-rekan kerjanya.
Selain semangat dan etos kerja yang tinggi, beliau juga meninggalkan rasa kebersamaan dan persaudaraan yang sangat kental terhadap semua rekan kerjanya di DPUPRKP. Oleh karenanya, sebagai wujud penghargaan atas semua kebaikannya tersebut, maka rekan-rekan kerjanya di Sekretariat DPUPRKP berinisiatif untuk tetap “menjaga” kebersamaan dan keakraban yang sudah terjalin itu, dengan menyelenggarakan sebuah acara family gathering yang kemudian dikemas dalam bentuk RAFTING KEAKRABAN.
Acara keakraban dengan melakukan arungjeram bersama ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 November 2019, meyusuri Sungai Elo Magelang selama sekitar 2 jam dan menempuh jarak sepanjang 10 kilometer. Kegiatan ini diikuti oleh hampir semua staf Sekretariat termasuk anggota keluarganya sebanyak 42 orang dan dipimpin langsung oleh Bapak Kepala DPUPRKP, Ir. Eddy Praptono, MSi, yang juga mengajakserta Ibu Eddy Praptono.
Diawali dengan berdoa bersama , pada jam 06.30 WIB satu bus besar meluncur dari halaman Dinas PUPRKP, membawa pak Jumari dan sebagian besar peserta Rafting yang terlihat begitu semangat dan riang gembira. Perjalanan menuju areal rafting ini ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam termasuk waktu untuk berhenti sejenak di sebuah warung soto di Rejowinangun untuk acara Sarapan Pagi Bersama dan mengambil sebagian peserta lain yang sudah menunggu di sana.
Tepat pukul 09.30 WIB, rombongan tiba di sebuah basecamp yang biasa digunakan untuk berkumpulnya semua peserta rafting yang berasal dari berbagai penjuru. Di tempat yang cukup luas dan area parkirnya cukup untuk menampung sekitar 20 bus besar tersebut, peserta diterima oleh pengelola wisata rafting dan kemudian dipersilahkan untuk berganti pakaian dan menggunakan perlengkapan rafting berupa pelampung, helm dan sebuah dayung. Setelah semua siap dengan perlengkapannya, maka dengan menggunakan sebuah mobil mniibus peserta dibawa ke titik awal penyusuran sungai yang jaraknya sekitar 5 km dari basecamp.
Di titik awal penyusuran di Sungai Elo ini, semua peserta dikumpulkan kembali dengan membentuk kekompok-kelompok yang beranggotakan maksimal 6 orang. Terhadap kelompok-kelompok peserta ini pengelola Rafting selama sekitar 15 menit memberikan penjelasan lengkap tentang tata cara yang benar dan aman untuk melakukan arung jeram. Penjelasan kemudian ditutup dengan berdoa bersama memohon keselamatan. Beberapa waktu kemudian, datanglah saat yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta rafting, yaitu ketika semua peserta mulai naik di atas perahu untuk kemudian bersama-sama mendayung munuju garis finish di bagian sungai lain di depan sejauh 10 km.
Keceriaan, kegembiraan dan sedikit kekhawatiran atau bahkan ketakutan bercampur menjadi satu ketika satu per satu perahu mulai meluncur nembawa 6 orang peserta dan 1 orang guide yang memang sudah berpengalaman dan bersertifikat. Teriakan-teriakan kegirangan dan juga keterkejutan karena perahu yang bergoyang dan sesekali berputar, ditambah dengan cipratan air dari sungai yang cukup deras membuat kegembiraan semakin lengkap. Tak jarang kenakalan dan keisengan dari peserta perahu lain yang melemparkan air ke tubuh bahkan muka peserta di perahu lainnya yang menjadikan basah kuyup, menjadikan suasana arung jeram ini menjadi lebih heboh. Namun tak sedikit juga, terlihat peserta yang ternyata hanya diam di atas perahu, bergerak sangat sedikit, dan dengan wajah yang tegang dan kepala yang tidak menoleh sedikitpun dan bahkan sambil berpegangan erat pada tali di perahu yang memang sudah disediakan. Bisa jadi Itu peserta yang memang baru pertama kali dan ingin mencoba bagaimana rasanya melakukan rafting.
Arus air sungai yang deras di atas bebatuan yang dangkal saat sungai menurun, sepertinya memberi kesan yang sangat menyenangkan ketika perahu harus melewati di atasnya. Bahkan, saat perahu mengalami “temangsang” di atas batu kemudian terjebak tidak bisa bergerak berjalan sama sekali. Maka untuk mengatasinya, peserta harus ada yang rela turun ke sungai untuk mendorong atau memutar perahu agar berjalan lagi. Atau, dengan sedikit kesabaran, peserta menunggu perahu di belakangnya. Ini sebuah solusi namun bersifat spekulasi. Perahu di belakangnya tersebut biasanya akan menabrak secara tak terkendali perahu yang terjebak tadi, dan kemudian tabrakannya tersebut akan menjadi pendorong dan sekaligus menggerakkan kapal melepaskan diri dari “temangsang”nya tadi.
Di beberapa bagian sungai dengan arus yang tenang dan kedalaman air yang cukup, dengas suasana alam yang tenang dan hening ternyata juga memberi kesan yang tidak kalah eksotisnya. Beberapa peserta bahkan tak kuasa menahan diri dan akhirnya terpancing untuk turun dari perahu, menceburkan diri untuk kemudian berenang atau bermain-main air sepuasnya.
Setelah satu setengah jam perjalanan arung jeram, atau setengah jam sebelum finish, semua peserta berlabuh di pinggiran sungai sejenak untuk sejenak rehat. Hidangan beberapa macam makanan ndeso dan minuman berupa kelapa muda yang sudah disiapkan oleh penglola, terasa semakin melengkapi kebahagiaan semua peserta rafting.
Di ujung penyusuran sungai, sudah menunggu beberapa minibus yang tadi mengangkut mereka. Semua peserta dengan tetap membawa perlengkapan raftingnya dan kondisi basah bersama menaiki minibus menuju basecamp kembali. Tiba di basecamp semua peserta mandi atau membersihkan diri dan kemudian melaksanakan ibadah Dhuhur . Acara kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama, sambil mendengarkan alunan musik dan lagu baik yang ditampilkan oleh penyanyi setempat maupun oleh para peserta, bahkan beberapa lagu juga disumbangkan oleh bapak Kepala Dinas PUPRKP.
Di sela-sela acara makan siang bersama ini, dalam kesempatan sambutannya, Bapak Kepala Dinas menyampaikan ucapan selamat kepada Bapak Jumari yang telah menyelesaikan masa baktinya dengan sehat dan selamat. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesarnya juga disampaikan beliau untuk Pak Jumari yang telah bekerja dengan loyalitas dan semangat yang tinggi. Setelah makan siang ini selesai, maka semua peserta pun segera masuk ke bus kembali untuk perjalanan pulang menuju Wonosari .
Tepat pukul 18.30 WIB bus yang membawa peserta rafting kekakraban ini pun tiba di halaman Dinas PUPRKP. Semua peserta terlihat letih namun tetap terpancar kegembiraan, sungguh sebuah acara yang luar biasa, karena kebersamaan dan keakraban itu begitu sangat terasa, terutama ketika bersama berada di perahu… di atas Sungai Elo.