Mencari Jalan Mengatasi Kekeringan
Bertempat di Ruang Rapat I Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul pada Selasa (12/11) lalu, telah dilaksanakan workshop dalam rangka mengatasi kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Workshop yang terselenggara berkat kerjasama antara Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul, mengangkat tema Menggali Potensi Sumber Air Dalam Rangka Penanganan Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Terselenggaranya workshop ini, yang diinisiasi dari Komandan Kodim 0730 Gunungkidul dan Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul, didorong oleh kondisi kemarau yang berkepanjangan dan kekurangan air yang berulang setiap musim kemarau. Peserta workshop adalah perwakilan dari lembaga pemerintah tingkat pusat (BBWS, Kementerian PUPR), Perguruan tinggi, OPD DIY (Bappeda, DPUPESDM), OPD Kabupaten dan Camat se Kabupaten Gunungkidul.
Kepala Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi sumber air yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Gunungkidul. Melalui workshop ini, yang merupakan kegiatan awal, diharapkan persoalan-persoalan kekurangan air dapat terpecahkan.
Dalam membuka workshop ini, Wakil Bupati Gunungkidul, Dr. Immawan Wahyudi, MH, menyampaikan harapannya agar workshop dapat memberikan jalan bagi pemecahan persoalan kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Sehingga tidak terjadi lagi Kabupaten Gunungkidul menjual kemiskinan dengan bantuan dropping air setiap musim kemarau, dan dapat terwujud Kabupaten Gunungkidul yang berketahanan air.
Dipandu moderator Dr. Roro Vicky Arianti, workshop menampilkan para narasumber, yaitu Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO), Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM, BP DAS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kelompok Pecinta Gua – ACC Combi).
Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul memaparkan berbagai persoalan terkait kekeringan di wilayah ini dan beberapa alternatif solusi yang mungkin ditempuh. Dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) menyampaikan potensi-potensi sumber air dan upaya-upaya yang sudah ditempuh dalam mengatasi kekeringan di wilayah terluas di DIY ini. Dari paparan BBWS SO ini terungkap bahwa hingga tahun 2019 ini telah dilakukan pengeboran air tanah sebanyak 286 buah, yang 193 di antaranya belum dimanfaatkan.
Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM mengungkap potensi-potensi sumber air di kawasan Karst gunung sewu. Disampaikan bahwa di kawasan karst, air dapat tersimpan di bagian ekso-karst, yaitu bagian atas dari bukit karst. Sehingga penambangan yang dilakukan di bukit-bukit karst akan mengganggu fungsi penyimpanan air ini. juga disampaikan bahwa jumlah bukit yang mencapai 40000 buah di kawasan Gunungkidul kondisinya cukup beragam. BP DAS (Daerah Aliran Sungai) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan persoalan yang dihadapi oleh Daerah Aliran Sungai Bribin khususnya yang mengalami penurunan kualitas lingkungan. Sedangkan dari Komunitas Pecinta Gua menyampaikan potensi gua dan sungai bawah tanah yang cukup potensial untuk dieksplorasi untuk mengatasi kekeringan.
Sebagai langkah awal, workshop ini cukup banyak mengungkap berbagai fakta, potensi dan persoalan yang dihadapi dalam upaya mengatasi kekeringan di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dalam sambutan penutupan, Kepala Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) menyampaikan bahwa masih akan ada langkah-lagkah lanjut workshop, baik melalui workshop, penyusunan kajian, kebijakan dan langkah yang lebih nyata lainnya. Usai workshop dilakukan kunjungan ke beberapa lokasi potensi sumber air di kawasan selatan Kabupaten Gunungkidul.
***
Berita Terkait
- Pembangunan Jembatan Pucung
- Penyaluran Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) APBD Tahun 2024
- DPUPRKP Gelar Apel Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXVIII
- Forum Jasa Konstruksi Kabupaten Gunungkidul : E-Catalogue Konstruksi
- Sosialisasi AHSP Permen PUPR Nomor 8 Tahun 2023 (Bidang Cipta Karya) serta Pengenalan Produk Baja Ringan dan Genteng Beton