Ketika Air Kembali Berlimpah dan Petani Tersenyum Bahagia di Daerah Irigasi Tuk Bener Wonosari
Sudah hampir satu tahun petani di Daerah Irigasi Tuk Bener,Karang Tengah, Wonosari dengan luas hamparan 33 Hektar mengeluh dengan keberadaan mata air Tuk Bener sebagai satu-satunya sumber air bagi pertanian di wilayahnya yang tidak bisa dimanfaatka secara optimal di musim kemarau. Hal ini terjadi karena bangunan penangkap mata air tersebut mengalami kebocoran yang cukup parah. Berdasarkan pengamatan visual hampir 30% air mengalami kebocoran dan tidak bisa tertampung dalam bangunan kolam utama sehingga air tidak bisa melimpah pada bangunan pelimpah secara maksimal. Akhirnya debit air pada pelimpah kecil sehingga air tidak biasa optimal dalam memenuhi kebutuhan pengairan di petak-petak sawah. Ditambah lagi saluran induk yang sudah rusak parah berupa kebocoran sepanjang lantai saluran karena factor umur bangunan menjadikan semakin lengkap penderitaan petani dalam memenuhi kebutuhan airnya.
Melihat konsdisi diatas Bidang Pengairan Dinas PUPRKP segera menindaklanjuti dengan mengusulkan alokasi anggaran untuk rehab Bangunan Penangkap Mata Air Tuk Bener. Akhirnya kegiatan rehab tersebut bisa terlaksana di bulan Juli tahun anggaran 2020 ini dengan baik. Pekerjaan ini berupa pembuatan cor plat beton bertulang sepanjang 12 meter dengan kedalaman rerata 2,5 meter dan tebal 20 cm pada sisi dinding yang mengalami kebocoran. Penggalian dilakukan dengan alat berat. Setelah kedalaman tercapai sesuai target dan bekisting terpasang dengan baik segera dilakukan pengecoran secara masif disertai proses dewatering selama proses pengecoran. Ketelitian, kesabaran dan pengawasan yang ketat menjadi kunci dalam keberhasilan proses pengecoran untuk menutup kebocoran sepanjang dinding kolam bangunan penangkap mata air tersebut. Hasilnya bisa dilihat setelah semua proses dilalui dan pengeringan beton telah mencapai optimal. Saat ini seluruh kebocoran dinding kolam utama sudah teratasi. Semua air bisa tertampung dikolam. Muka air kolam meningkat dan debit yang mengalir diatas pelimpah menjadi maksimal. Ditambah pekerjaan rehab sepanjang saluran primer membuat air semakin lancer mengalir ke petak- petak sawah. Kebocoran air sepanjang saluran hampir tidak ada lagi karena lantai saluranpun sudah terbuat dari plat beton bertulang. Akhirnya petani di daerah irigasi Tuk Bener bisa tersenyum bahagia. Air bisa mengalir sampai ujung petak terjauh.(sgt)
Berita Terkait
- Pembangunan Jembatan Pucung
- Penyaluran Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) APBD Tahun 2024
- DPUPRKP Gelar Apel Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXVIII
- Forum Jasa Konstruksi Kabupaten Gunungkidul : E-Catalogue Konstruksi
- Sosialisasi AHSP Permen PUPR Nomor 8 Tahun 2023 (Bidang Cipta Karya) serta Pengenalan Produk Baja Ringan dan Genteng Beton